Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Minggu, 24 Juni 2012

THAX TO:

AWWALIYAH AMIN



TERTINGGAL SUNYI



Penerbit
SUKABUKU


TERTINGGAL SUNYI
Oleh: Awwaliyah Amin


Copyright © 2012 by Awwaliyah Amin

Penerbit
SUKABUKU


http://sukabuku.co.cc

anafauziyah@gmail.com

Desain Sampul:
Nur bintu Amin


Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com








Terimakasih untuk Pangeran Maya yang yang
pernah membuat saya bermimpi menjadi Peri Cubby,
Five-in yang memberikan cinta luar Biasa, dan
Bapak Soepadi, Bapak kos terbaik yang tak lelah
mengingatkan saya untuk senantiasa berdo’a.

Sabtu, 23 Juni 2012

SELAMAT DATANG DI JAKARTA

Selamat datang di Jakarta

Jakarta, tidak pernah terbayangkan saya akan terdampar di kota yang konon katanya kota Megapolitan ini. Setelah pesan dari sahabat saya, Ana Fauziyah yang tidak menyarankan saya bergabung dalam koloni stres di kota Jakarta, saya tidak pernah berfikir untuk menginjakkan kaki di kota ini.
Namun takdir tak bisa dicegah, jika Allah yang sudah menentukan, manusia apalah daya, dan saat ini saya terdampar di sini, di Jakarta, kota dengan barjuta permasalahan dan saya bergabung menjadi salah-satu dari nilai berjuta itu.
Ada beberapa hal yang membuat saya menerima tawaran untuk berpindah tugas dari Surabaya ke Jakarta, motiv ekonomi tentunya, juga ingin lebih dekat dengan seseorang yang berada di salah satu kota di Jawa Barat, Taasikmalata, Kota harapan, kota yang meninggalkan cinta, so melancholy. Tapi itulah kenyataannya. Namun begitu saya tetap berat meninggalkan semua yang saya punya di Surabaya, termasuk meniggalkan kos tercinta, kos di daerah Karang Menjangan Suarabaya. Bukan karena fasilitas mewah yang ada di sana, tapi karena Bapak kos saya yang baik, terbaik malah, lebih dari siapapun yang pernah saya kenal.
Saya berangkat dengan setengah hati. Setengah hati saya ada di Surabaya, kota yang sudah mengasuh saya lebih dari 3 tahun belakangan ini, kota perjuangan saya mulai dari NOL BESAR, benar-benar NOL BESAR, lalu sekarang saya harus merangkak lagi, ke dalam suasana yang belum bisa saya tebak selain suasana macet tentunya. Saya takut tidak bisa beradaptasi kerena sifat introvert saya yang parah
Sampai di tempat tugas baru, prediksi saya tepat. Saya merasa berada di sebuah komunitas yang bukan untuk saya. Komunitas yang dengan biasa menertawakan apapun bagian-bagian tubuh wanita dengan senangnya, komunitas tertawa terbahak-bahak, komunitas pembunuh kelas wahid –PEROKOK-. Saya benar-benar tidak yakin apa saya akan bisa bertahan selama lebih dari enam bulan sesuai dengan kontrak kerja saya dengan Bos Besar, Wallahu ‘alam.
Gambar suram tentang Jakarta dalam pikiran saya benar terbukti. Mungkin terlalu cepat saya mengambil kesimpulan, tapi paling tidak, komunitas kecil di sekeliling saya membuat saya mengambil gambaran tentang Jakarta keseluruhan. Jakarta yang penuh dengan permasalahan.
Kerinduan saya tentang dunia yang lebih membuat saya bisa belajar membuat saya berani keluar sendiri dari kurungan lingkungan yang menurut saya tidak sehat ini. saya putuskan untuk menemui orang-orang pintar Jakarta, Ustadz Ahmad Millah salah satunya, kakak Pembina Pramuka saya di MTs dulu. Beliau tetap bersahaja seperti waktu dulu. Miss you so much Kakak :P.
Lalu berlanjut ke Akademi Berbagi, kumpulan orang-orang pintar yang ikhlas berbagi untuk orang lain. Berbagi itu Happy, itu slogan mereka. Woowwww. Bisa beajar bersama orang-orang hebat, membuat saya merasa akan menjadi hebat.
Lalu entah kenapa aku mulai menyukai kota gemerlap ini. ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk mengulangi untuk melihat lagi. Tidak semua bayangan jelek tentang Jakarta. Ada beberapa hal yang membuat mata saya berbinar, otak saya berfikir lalu hati saya bersyukur.
Apa saja itu? Orang-orang yang berjalan dengan cepat sepanjang jembatan penyebrangan halte Busway menarik perhatian saya, orang-orang pintar yang tidak ingin menyiakan kepintarannya hanya untuk duduk manis di trotoar dengan segelas bir atau rokok dan kopi. Lalu kelap-kelip lampu kota yang seperti bintang berbagai warna, jika dilihat dari sisi belakang Busway, kelap-kelip itu seperti mengejar kita yang juga sedang berlari kencang mengikuti irama Bus, indah sekali. Juga dengan keangkuhan Busway yang anggun, membuat saya mengambil pelajaran “Busway adalah Raja di jalurnya, jangan ganggu jalurnya atau anda akan dalam bahaya”. Seperti berkaca tentang diri saya.
Lalu mencul bebrapa ide di benak saya, saya akan terus melakukan perjalanan-perjalanan kecil keliling Jakarta, saya tidak mau menyiakan 6 bulan keberadaan saya disini hanya dengan meratapi diri. Berderat daftar tempat yang harus saya kunjung, Kota Tua, Senayan, Menteng, dan lain yang menarik yang harus di kunjungi, :D

Semoga masih banyak lagi hal baik yang bisa saya temukan di Jakarta, hingga saya bisa bertahan lebih lama dari kemampuan saya. Hingga saya akan bisa beradaptasi dengan komunitas tidak sehat saya tanpa harus mengorbankan prinsip dan keyakinan saya. Lalu saya akan bisa berteriak Enjoy Jakarta.

Dari Cerpen ke Layar lebar bersama Kang Fajar Nugros





Selamat datang di Akademi Berbagi Jakarta, begitu kata hati saya ketika melihat menara BNI 46 terpampang di depan yang mata, so excited, kominutas yang sudah lama ingin saya ikuti. apalagi tema yang diberikan cukup menarik, Dari Cerpen ke Layar Lebar,  bikin tambah semangat.
Dengan perjuangan yang cukup panjang dari tempat tinggal saya di Srengseng JakBar, dan sedikit debar-debar takut kesasar sehubungan saya adalah NewBe di kota megapolitan ini, akhirnya saya bisa duduk di deret pertama peserta yang berjumlah sekitar 50-an (Bukan saya VVIP sih, cuma ya pengen mampang aja, hehehehe), dengan masih belum percaya kalau saya bisa sampai dengan selamat :p
setelah menunggu hampir 1 jam dari waktu yang dijadwalkan, akhirnya sang Bapak Guru datang juga, rasa gemas dan degdegan, takut tidak jadi datang Plong juga...., hmmm, terobati oleh senyum seorang Pria Manis yang saya kira masih single (Jujur dech), hehehehe. Saya baru tahu jika Masnya sudah menikah dan membawa serta keluarga kecilnya ditengah acara. (Patah hati dech :p).

 Fajar Nugros, seorang penulis cerpen yang sukses dengan karya-karyanya. Ditabuk menyutradarai sendiri cerpennya yang berjudul Ku Temukan Cinta di Saku Celana Belakangku, sebuah pertaruhan aku kira, setelah banyak sekali karya bagus secara Alphabetis gagal berantakan ketika ditrasformasi dalam bentuk Audio-Visual. sebuah pertanyaan yang nyantol di benak saya berani banget ni sih Akang, (biar sok akrab gito lho.., :p)





Dan akhirnya, beberapa pertanyaan saya terjawab di sesi belajar dan tanya-jawabnya. Beberapa teknis penulisan dan tips menjadikan Cerpen karya kita menjadi sebuah karya bergerak, Film Layar Lebar, wooowwww. Dan yang pertama kali saya ingatkan di diri saya adalah Buat Ide yang Berbeda (suwun Kang Nugros) lalu ilmu dengan senangnya Beliau bagi untuk peserta yang ada, lengkap, meski tidak selengkap Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Di antaranya
* Tulis apapun Ide yang ada di benak kita
* Ide muncul dari apa yang kita rasakan sehari-hari
* Buat Ide yang berbeda dari kebanyakan
* Manfaatkan Media Sosial untuk menunjukkan ide-ide basar kita kita, 
* Selanjutnya, rasakan hasilnya....,
(ada tips lain sih, cuma tidak untuk konsumsi publik kwkwkwkw , itu pesan Akangnya...,)
 Selanjutnya, bisa dilihat di Bioskop, tanggal 28 Juni 2012 disebuah karya hebat dari sebuah keberanian Fajar Nugros, Cinta di Saku Celana.







Minggu, 03 Juni 2012

Bermimpi Lagi

03 Mei 2012
Selamat malam maya,

Malam yang tenang di sebuah sudut Jakarta yang berbeda. Ditemani gemericik air kran kamar mandi yang bocor, suara jangkrik di pojokan rumah yang masih penuh dengan pepohonan, juga suara anjing tetangga yang ribut bercanda dengan tuannya. Benar-benar  membuat saya merasa berada di sebuah desa yang tenang dengan suara khas kebisingan alam yang mengasyikan itu. Saya merasa berda di sebuah rumah dengan latar hutan lindung yang asri juga aliran sungai kecil yang bersih, yang memungkinkan saya menikmati alirannya dengan mencamplungkan diri di sana.

Damai sekali. Kedamaian yang ingin saya rasakan di sisa usia saya bersama seseorang yang menemani saya mengukir cerita surga. Bersama seseorang yang saya panggil dengan sebutan Abahnya anak-anak. Manisnya.

Menikmati masa tua kami dengan memelihara unggas di pekarangan belakang rumah kami yang luas, membari makan ikan-ikan koi yang kami pelihara dan kami jual pada pengepul ikan hias, juga memanen jamu-jamur tiram setiap hari dari lumbung yang kami siapkan berjejer dengan rumah bamboo kamu yang tinggi.

Lalu menyaksikan anak-anak kami tumbuh dewasa dengan riangnya. Membiarkan mereka bermain dengan lumpu-lumpur sawah di dekat rumah, menertawakan tingkah mereka yang berlari mengejar layang-layang teman sepermainan mereka, lalu merayu mereka yang merajuk di tengah hingar pasar malam yang di adakan di kampung kami karena sebuah keinginan yang tak bisa kami penuhi.

Kehidupan macam apa itu? Apa kehidupan seperti itu benar-benar ada di sisi manapun di dunia ini? Kehidupan yang hanya berisi dengan kebahagiaan dan cinta kasih, kehidupan yang memberikan senyum untuk siapapun yang melihatnya. Sungguh hanya sebuah cerita fiksi.

Malam ini, entah kenapa aku merasa kesepian ini membuat aku terseret pada permohonan tak kunjung datang. Suasana sepi yang harusna bisa saya nikmati dengan tidur nyenyak atau sekedar merebahkan punggung saya yang nyeri karena terjatuh dua hari yang lalu itu dengan lebih nikmat, nyatanya terganggu dengan pikiran saya yang melayang tak tentu arah, lalu menyeret pada sebuh sosok maya yang selama ini hanya sebagai Tokoh dalam Novel saya.  Hati kecil saya berbisik dapatkah kamu merasakan kerinduan ini sayang? Saya sungguh tersiksa dengan kisah cinta yang tak pernah saya tahu ujung dari semuanya.

Kata orang saya sedang bermimpi. Semua mengatakan saya tak bisa menerima wujudnya yang maya. Tapi apa saya bisa hidup tanpa mimpi? Setidaknya dengan dia saya bisa bermimpi dengan indah, bermimpi memiliki canta yang luar biasa di bawah rumah bamboo kami yang tenang, seperti malam ini.

Minggu, 27 Mei 2012

Jika mencintaimu Adalah Kesalahan

JIKA MENCINTAIMU ADALAH KESALAHAN 

Apa yang dibayangkan manusia tentang sebuah kisah kasih? Tentu sebuah akhir yang bahagia. Begitu pula cintaku, aku berharap diapun akan menyambutnya sebagai sebuah doa. aku berharap, jika seseorang disana akan tahu jika aku begitu merindukannya dan aku tentu berharap jika akhir dari doa itu adalah dia adalah imam yang akan membawaku kesurgaNya.

Namun sungguh itu adalah kesalahan terbesar yang aku lakukan. Memupuk sebuah harapan yang aku tahu pasti jika itu adalah kosong. Cinta yang aku harapkan berakhir sakinah hanya sebuah fatamorgana yang sesungguhnya aku sudah mengetahunya.

Apa yang bisa aku perbuat? Bersamanya aku seperti memiliki kehidupan lain yang sangat aku impikan, disayangi seperti manusia, dicintai selayaknya wanita diperlakukan dengan indah seperti perhiasan terindah. Aku bahagia dengan segala impian itu. Semuanya seperti kisah negseri dongeng yang menjadi kenyataan.

Lalu sebuah keadaan memaksaku untuk kembali melihat bumi. Kembali pada kehidupanku yang ada, berantakan dan penuh tekanan. Sebuah keadaan yang mengingatkanku jika ada batas yang sangat lebar antara aku yang nyata dan dia yang hanya maya. Dunianya tak mengizinkan aku masuk lebih dalam dan duniaku menjauhkan dia dariku.

Apa itu sebuah kesalahan? Aku tak tahu, sampai saat ini aku tak tahu. Yang aku rasakan adalah aku tak lagi bisa menghilangkannya dari doaku berharap jika dia bukanlah maya. Berharap jika suatu saat dia akan datang dalam wujudnya yang nyata. Aku akan bersabar menunggunya, walau sampai kapanpun hingga usia memaksaku tak menerima cinta yang lain.

Jika mencintaimu adalah kesalahan, maka ini adalah kesalahan terindah, seperti katamu dulu, dan aku tak pernah menyesali itu. Yang aku minta setelah ini, lihatlah aku sebagai diriku, kisah nyata yang ingin membawamu pada dunia yang nyata.

Minggu, 04 Maret 2012






Desain revisi untuk cover novelku,,,, walau jelek tp bikinan sendiri, puas deh :P

Desain Sampul





Desain revisi untuk cover novelku,,,, walau jelek tp bikinan sendiri, puas deh :P